09.39
0
Para insinyur Teknik Industri bergulat dengan perancangan, penyempurnaan dan pemasangan sistem-sistem yang memadukan sumber-sumber daya manusia, bahan mentah dan energi untuk memproduksi barang atau jasa. Sebagian besar aktivitas para insinyur teknik industri berada pada salah satu kategori dan diantaranya adalah aktivitas perancangan tata letak pabrik. Tata letak dalam industri manufaktur dikategorisasi berdasarkan alur kerja dalam pabrik atau berdasarkan fungsi sistem produksi. Terdapat tiga jenis tata letak dasar yang dapat digunakan oleh industri manufaktur secara terpisah atau secara bersama-sama, yaitu :
  • Produk
  • Proses
  • Posisi Tetap
Ketiga jenis ini dibedakan berdasarkan kesesuaiannya terhadap berbagai kondisi volume industri manufaktur yang beragam.
Desain tata letak pabrik sendiri melibatkan penentuan besarnya ruang kerja (Floor Space) yang dibutuhkan untuk meletakkan tiap-tiap komponen produksi yaitu, para pekerja, peralatan, serta bahan mentah dan inventaris, juga menata dan mengatur berbagai aktivitas produksi guna menjamin terciptanya kelancaran, keamanan dan efisiensi operasional.
Efektivitas dari pengaturan tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
  1. Penanganan Material : Perencanaan tata letak harus memperhatikan gerakan dari material atau manusia yang bekerja. Gerakan material akan berdampak pada biaya penanganan material (Material Handling Cost), biasanya mempunyai pengaruh yang cukup signifikan bagi biaya produksi.
  2. Utilisasi Ruang : Utilisasi ruang dan energi merupakan salah satu faktor yang diperhatikan dalam perencanaan tata letak. Perkembangan teknologi memungkinkan penataan mesin-mesin tidak dalam arah horizontal, berada dalam satu lantai, melainkan dapat ke arah vertikal.
  3. Mempermudah Pemeliharaan : Pemeliharaan / perawatan mesin selain berpengaruh terhadap mutu produk juga berpengaruh terhadap usia mesin. Tata letak mesin harus menyediakan ruang gerak yang cukup bagi pemeliharaan mesin. Oleh karena itu, perencana harus mempertimbangkan karakteristik pekerjaan yang dilakukan oleh mesin yang bersangkutan dan besar / bentuk peralatan yang diperlukan dalam perawatan mesin.
  4. Kelonggaran gerak : Perencanaa tata latek tidak saja untuk memperoleh efisiensi ruang tetapi juga harus memperhatikan kelonggaran gerak bagi operator / karyawan. Selain meningkatkan kepuasan karyawan atas kondisi kerja, kelonggaran gerak dapat mengurangi kecelakaan kerja.
  5. Orientasi Produk : Jenis produk yang dibuat sangat berpengaruh dalam perencanaan tata letak. Misalnya, produk dengan ukuran besar dan berat atau memerlukan perhatian khusus dalam penangananya, umumnya menghendaki suatu tata letak yang tidak membuat produknya berpindah-pindah.
  6. Perubahan Produk / Desain produk : Perencanaan tata letak juga memperhatikan perubahan jenis produk atau desain produk. Bagi perusahaan yang jenis produk atau desainya sering berubah, tata letak mesin harus sefleksibel mungkin dalam mengadaptasi perubahan.

Daftar Pustaka

Herjanto Eddy, Manajemen Operasi (Edisi 3), Grasindo.
Zimmerer, 2009, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil 2 (ed.5) Koran, Jakarta: Penerbit
            Salemba Empat.
H. Wright Paul, 2005, Pengantar Engineering, Jakarta: Erlangga.

0 komentar:

Posting Komentar